Hasta El Final - Vamos Real !!

Hasta El Final - Vamos Real !!

0 Analisis Taktik El Clasico 25 Oktober 2014

Pengalaman dalam pengambilan keputusan akhirnya memenangkan Real Madrid dalam El Clasico, Taktik Carlo Ancelotti terbukti lebih terorganisir, lebih matang dan mahir mengambil langkah kedepannya, sementara Luis Enrique bisa dibilang sedikit naif dalam momen El Clasico ini karena tidak memainkan Rakitif dari awal laga.

Real Barca Tactics

Taktik Line-Up Real Madrid dan Barcelona

Real Madrid: 1.Casillas, 3.Pepe, 4.Ramos, 15.Carvajal, 12.Marcelo, 8.Kroos, 19.Modric (Arbeloa 88′), 10.James, 23.Isco (Illarramendi 83′), 7.Ronaldo, 9.Benzema (Khedira 86′)
Barcelona: 13.Bravo, 3.Pique, 14.Mascherano, 22.Alves, 24.Mathieu, 5.Busquets, 6.Xavi (Rakitic 59′), 8.Iniesta (Roberto 71′), 10.Messi, 11.Neymar, 9.Suarez (Pedro 68′)
Goals: Ronaldo 34′, Pepe 49′, Benzema 60′ // Neymar 3′

Kerjasama Marcelo & Isco

Dengan kreatifitas lini tengah yang sempit, Bermain secara melebar menyusur sisi lapangan tidak juga dip[eragakan oleh Barcelona. Terutama pada sisi kanan. Sementara itu di Penampilan Perdana Luis Suarez mendapatkan kejutan dari awal di sisi lapangan. Ia dan Dani Alves yang membantu menyerang dari belakang tidak mendapatkan suplay bola dari lini tengah. Dani Alves sendiri akhir-akhir ini dapat mendapat kritikan dari Cules karena masa depannya di Barcelona, sementara Suarez sendiri belum Fit dalam menjalani laga El Clasico.

Hal ini memebuat lemah di sisi kanan tersebut karena kedua pemain tersebut tidak efetif, walaupun Suarez berhasil memberikan umpan ke Neymar untuk goalnya. Serta umpannya kepada Messi yang tidak bisa dikonversikan menjadi Goal. secara objektif penampilan mantan penyerang Liverpool tersebut sudah bagus dalam memberikan umpan-umpan matang kepada Neymar dan Messi.  Banyak dari permainan di sisi lapangan (Real Madrid kiri) didominasi oleh ISCO & Marcelokarena kerjasama yang sangat baik dan rapi.

Sementara ISCO telah berjuang untuk mendapatkan kesempatan di klub. Pengalaman dilatih di bawah pelatih sekaliber Carlo Ancelotti telah pasti meningkat anak itu - khususnya dalam aspek defensif dari permainan. 

Marcelo Isco alternated

Sebuah pemandangan umum di Bernabeu adalah cara Marcelo dan Isco berganti-ganti secara teratur melalui fase bermain, mengambil keuntungan dari kelemahan defensif Suarez dan Dani Alves. Marcelo melesat menelusuri sayap kiri selama permainan berlangsung, meneror rekan senegaranya dan menciptakan peluang. Gerakan menyerang ini berhasil dilakukan karena suplai bola dari lini tengah Real Madrid yang bermain secara rapi.
Sementara itu, Isco membantu pertahanan yang ditinggal oleh Marcelo apabila terjadi serangan balik dari Barcelona. dengan backup dari Isco, membuat Marcelo lebih mudah dalam hal pekerjaannya dalam bertahan. kemampuan Isco dalam presing ketat terbukti dmana pada Goal ketiga yang diciptakan oleh Benzema adalah hasil pressing yang ketat dari Isco ke Iniesta..

Isco's touches | via WhoScored
Pergerakan Isco selama pertandingan.

Hal ini memeungkinkan taktik tertentu dari Ancelotti untuk mengeksploitasi sisi pertahanan Suarez dan Alves. Sistem itu tidak digunakan di sisi kiri pertahan Real Madrid, karena perbedaan kombinasi antara Marcelo-Isco dan Carvajal-James cukup jelas.

Meskipun James Rodriguez melakukan  pekerjaan defensif yang baik, namun dia dikombinasikan dengan Carvajal jauh berbeda dengan Marcelo dan Isco. Carvajal tidak mendapatkan kesempatan untuk menusuk ke lini pertahanan Barcelona sesering yang dilakukan Marcelo, sementara James jarang untuk melakukan pertahanan dikarenakan untuk membantu penyerangan secara penuh.  Isco tidak diberikan kebebasan memberikan kontribusi dalam serangan sebanyak James.dengan begitu Real Madrid mempunya 3 Gelandang Bertahan (Isco, Modric dan Kroos) untuk mengahdapi serangan balik dari Barcelona.

Organisasi Lini Tengah dari Toni Kroos & Luka Modric

Berbicara tentang lini tengah Real Madrid, tampilan mereka jauh lebih defensif,  lebih cepat dalam transisi, seimbang dan jauh lebih terorganisir dibandingkan dengan sistem 3 Gelandang Barcelona. Meskipun Toni Kroos & Luka Modric lebih terlihat superior dalam menjalankan kreatifitas-kreatifitas serangan debandingkan dengan Xavi-Iniesta,  namun disisi pertahanan mereka dapat dengan mudah menjalankannya dengan rapi.

Kombinasi antara Kroos-Modric  yang dilakukan  lebih dari cukup untuk menjaga area pertahanan karena mereka sering berada di sisi dalam pertahanan untuk memastikan lini tengah Barcelona agar tidak mampu untuk memberikan suplai bola kepada 3 penyerang mereka.. Meskipun mereka bergerak lebih jauh ke depan sesekali untuk dapat merebut bola kembali dari  Barcelona, mereka jarang bergabung dalam serangan baik secara langsung maupun dalam hal kreativitas. Mereka melakukan dengan baik dalam sisi pertahanan, sering ke daerah-daerah yang luas tetapi jarang dalam menciptakan peluang. Tugas mereka  lebih spektakuler dari biasanya,  jauh lebih penting dalam sisi defensif. Kroos berhasil  menciptakan 93% passing tanpa meleset , sementara Luka Modric menciptakan 100% passing tanpa meleset. 

Modric Kroos control midfield
Modric Kroos move side to side with Messi
Messi kept quiet

Serangan Balik dan Melihat Permainan secara mendalam.

Bukan rahasia lagi bahwa Real Madrid di bawah asuhan Ancelotti  menjadi juara Liga Champions dari skema permainan Counter-Attack, dengan kecepatan yang dimilikinya, serangan balik harus menjadi taktik yang jelas. Meskipun mReal Madrid tanpa diperkuat dengan kecepatan Gareth Bale, Real Madrid memanfaatkan kecepatan dari Marcelo. Gol kedua tercipta dari hasil  sebuah serangan balik. Barcelona dapat menguasai di lini tengah dan Real menunggu kesempatan untuk merebut bola dan melancarkan serangan balik, mendapatkan peluang dan mencetak gol dari umpan yang dihasilkan tersebut. Yang ketiga adalah serangan balik yang lebih langsung, sekali lagi datang dari kesalahan Barcelona pada lini tengah mereka.

Final Minutes Real madrid.

Setelah Real Madrid unggul dengan 3 goal, itu tampak mudah untuk mengontrol permainan, serta menjalankan tempo permainan sampai pertandingan berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Real Madrid. 








By  on October 28, 2014
sumber : http://outsideoftheboot.com/
Read More
Monday 27 October 2014

0 Jese Rodriguez - Bintang muda Real Madrid & Spanyol

Pada awal musim lalu, para fans Real Madrid dibuat bertanya-tanya mengapa begitu banyak bintang muda berbakat Spanyol bergabung dengan Real Madrid. Isco dan Asier Illarramendi datang dengan jumlah transfer yang besar, sementara Dani Carvajal kembali dari pinjaman dari Bayer Leverkusen serta Alvaro Morata yang sudah mengisi tempat di skuad Senior. Namun, ada pemain muda dari akademi Real Madrid yang menari perhatian seluruh Madridista, Pemain yang besposisi sebagai Sayap tersebut ramai dibicarakan. terlebih lagi ketika Dia berhasil mencetak goal sensasional dikala Real madrdid Castilla bertemu dengan Alcocrn.Dia juga berhasilkan memecahkan rekor pencetak goal terbanyak di Castilla dan mendapatkan pujian dari pelbagai pihak.

Meskipun Madrid kehilangan point pada Clasico pertama, Jese membuat senang para penggemar dengan mencetak gol melawan Barca di menit akhir pertandingan. Dari sana, goalnya pun mengalir saat ia mencetak gol melawan klub kuat seperti Atletico Madrid, Athletic Bilbao, Espanyol dan Valencia. Tidak hanya menebar ancaman di sisi kedalaman lawan. Jese juga menunjukkan kekuatan dalam pasing dan kontrol bola dalam permainan.

Sial baginya dan Real Madrid, pada saaat memperkuat Real Madrid di  Liga Champions pada leg kedua melawan Schalke, Jese mengalamin cidera ligamen. Jese harus mengalami  6-9 bulan rehabilitasi sehingga dia dapat untuk kembali di akhir Oktober dan namu laporan membahagiakan diberikan baru-baru ini, bahwa Jese dapat kembali merumput di pertengahan Oktober ini.

Pada Musim lalu Jese sebenarnya berpeluang untuk menggeser Bale di beberapa pertandingan, bahkan di pertandingan-pertandingan besar. namun apa daya dia harus mengalami cidera yang serius sehingga peluang tersebut musnah. dan harus kembali memulai dari wal di musim 2014/2015. Bakat dan talenta yang sangat memikat tidak akan membuatnya mudah menyerah, Jese akan terus berkembang dan terus meningkatkan performancenya setelah sembuh dari cidera. dan kembali bersaing dengan para pemain bintang lainnya.

Untuk Klub lain, jangan berharap Madrid mau menjual  bintang muda ini dalam waktu dekat karena Jese prospek jangka panjang dan memiliki potensi untuk benar-benar menjadi generasi berikutnya yang bisa sejajar dengan Casillas ataupun Raul yang berasal dari akademi Real Madrid sendiri. Dia akan memiliki persaingan yang ketat dengan Cristiano Ronaldo. Namun Ronaldo adalah kunci permainan Real Madrid untuk saat ini, sehingga membuat Jesse harus berada di sisi kanan di mana disana ada Gareth Bale berada atau dapat juga menggeser posisi striker Karim Benzema yang mulai menurun performance nya. mengingat kepercayaan Carlo Ancelotti dalam dirinya dan potensi yang sangat besar, sulit untuk tidak melihat dia sebagai masa depan Real Madrid selama bertahun-tahun yang akan datang di mana pun dia tampil.

Ketika anda menonton Jesse, dan terutama ketika ia sedang berlari dalam kecepatan penuh, anda mungkin akan melihat  Cristiano Ronaldo pada saat masih muda. Dari agresivitas  dengan bola, dengan kekuatan dribling dan kecepatan yang ia punya, dengan gerakan luar biasa yang menyerupai pemain Portugal itu, Jese jelas model permainannya Cristiano pada waktu muda dulu.

Ketika dia di lapangan, Jese memiliki kecepatan seperti Bale, Jese jauh lebih nyaman dalam ruang yang sempit dan tidak perlu ruang gerak yang besar di depannya untuk menjadi efektif.

BERSAMBUNG............
Read More
Tuesday 14 October 2014

0 Jonathan Barnet bicara tentang Transfer Bale

Hari dimana Gareth Bale menandatangani kontrak untuk Real Madrid pada tahun lalu, ia dibawa ke ruang  trofi oleh Presiden, Florentino Perez, dan menunjukkan ruang kosong di lemari piala itu.

Itu adalah satu-satunya ruang kosong yang disediakan untuk Piala Eropa ke-10.
Gareth Bale wins the Champions League

"Dia mengatakan kepada Gareth itulah sebabnya ia telah didatangkan dari Totenham yaitu untuk mengisi ruang yang kosong," agen Bale, Jonathan Barnett, mengingat 13 bulan dari rekor dunia £ 85.000.000 kesepakatan transfer yang membawanya dari Tottenham ke Spanyol.

"Begitulah cara mereka melakukan hal-hal di Real Madrid. Mereka memperlakukan pemain mereka seperti dewa. Itulah aura mereka. Itulah mengapa mereka berbeda.

"Tapi kemudian pada hari Gareth pertama menandatangani kontrak dengan Agensi saya saat usia 16 tahun, dia mengatakan kepada saya di sana dan kemudian bahwa suatu hari, ia ingin bermain untuk Real Madrid. Pada saat itu, Anda tertawa, tentu saja. "

Barnett, super-agent Inggris adalah seorang pria yang mampu memberikan salah satu wawasan yang paling rinci dan intim ke dalam kehidupan dan karir dari Bale, anak Cardiff yang ikut membantu Madrid mengangkat  Piala Eropa 10 - La Decima - Mei lalu.

Sebagai kepala badan Manajemen Stellar global, yang juga mewakili Ashley Cole, Joe Hart, Luke Shaw dan Adam Lalllana dan klien lebih dari 500 atlet, ia juga membuat keputusan tegas terhadap demonisasi peran profesinya sendiri dalam sepak bola, ia menyatakan: "pekerjaan saya sangat jelas Hal ini untuk memastikan bahwa pemain saya - ketika mereka pensiun - dapat bekerja karena mereka menginginkannya bukan membutuhkannya. atau menjalankan pub atau membuka toko untuk £ 50 yang hilang.

"Klub-klub tidak lagi melihat pemain. Ketika mereka tidak lagi berguna bagi mereka, mereka tidak peduli."

Bale memiliki gaji £ 15 juta dan beberapa sponsor dengan perusahaan blue-chip seperti adidas, BT Olahraga dan EA Sports lsenilai £ 10 juta per tahun.

Penanganan dari Barnett yang lihai terhadap karir pemainnya, telah membawanya memiliki kantor yang mewah lepas di Hyde Park. Pada dasarnya, apa yang dia lakukannya tidak berbeda dari agen bintang filim Holiwood yang menganalisa tawaran terbaik untuk sang Bintang.

Barnett menempatkan sisi lain dari argumen.

Dia mencintai sepak bola dan telah menjadi fans Arsenal.

Tapi dia tahu jelas tentang parameter dari pekerjaannya.

"Sepak bola adalah pekerjaan. Itu pekerjaan yang fantastis dan impian setiap anak laki-laki. Tapi itu masih pekerjaan. Ketika mereka sampai ke 35, jika mereka belum cukup mendapatkannya lalu apa yang akan mereka lakukan?"

Dalam kasus Bale, hubungan itu telah bekerja seperti mimpi.

Barnett menambahkan: "Ingat, dia tidak hanya pergi ke Madrid sebagai salah satu pemain mereka Dia pergi sebagai salah satu superstar Real Madrid, Cristiano Ronaldo adalah satu-satunya yang mendapatkan lebih dari pusat perhatian dan  ada pemain Inggris lainnya telah pergi ke sana dengan cara itu.

"Jika kebenaran diberitahu, saya pikir dia ingin pemain Inggris lainnya juga di sana. Tapi sulit juga melihat siapa itu mungkin. Ia telah membantu.
"Secara pribadi, saya tidak berpikir dia telah dibangun cukup di sini. Inggris memiliki salah satu dari tiga pemain terbaik di dunia.

"Dia semakin dekat dengan Messi dan Ronaldo di perawakannya

"Suatu hari Bale akan memenangkan Ballon D'or, meskipun saya berprasangka demikian

. "Gareth telah bersama saya sejak ia masih kecil Setiap langkah ia jalani telah direncanakan - dan bukan hanya dari sisi finansial

"Dia bisa pergi setahun sebelumnya. Tapi itu bukan waktu yang tepat.

"Tahun berikutnya, kami tahu dia sudah siap.

"Namun, saya melihat semua orang yang pergi ke sana dan gagal dan tidak menetap. Itu berarti bahwa kami membutuhkan hal-hal tertentu. Aku bangga dengan cara kami menanganinya.

"Dia tampak bahagia. Dia tidak pernah ditinggalkan sendirian. Teman-temannya berada di sana."


Sumber
Read More
Thursday 2 October 2014

0 Dilema Raphael Varane - Potensi , Masa Depan dan Waktu Bermain

Salah satu talenta muda yang berbakat pada dua musim lalu, kini Raphael Varane menemukan dirinya berada di bangku cadangan semenjak musim 2014/2015 mulai bergulir, dan kini dia mulai mencoba untu membuktikan diri kepada semua orang bahwa dia masih mampu berjuang untuk berebut tempat utama di Real Madrid.

Pada saat masih berusia 19 tahun, Raphael Varane akan menjadi sebuah nama yang bakalan dikenal oleh seluruh dunia setelah performa gemilangnya pada saat melawan Barcelona dan Manchester United. Dia mencetak goal dan membuat tembok pertahan yang kokoh dikala bersua dengan rival abadi Real Madrid. Dengan potensial yang begitu besar dan Jose Mourinho yang pada saat itu melatih Real Madrid tau akan hal itu dan menempatkannya Raphael Varane di starting line-up. bukan pepe yang bersama Sergio Ramos namun Varane. 2 tahun kemudian tiba-tiba  seakan tidak ada kesempatan untuk bek Prancis tersebut seiiring Cideranya di masa pramusim.



Setelah kepergian Mourinho dari Real Madrid, kini Carlo Ancelotti yang menjadi nahkoda perahu besar bernama Real Madrid.dan dalam 2 tahun terakhir Ancelotti belum melihat performa Varane yg ditunjukkan pada saat masih dilatih Mourinho.  Tentu saja, Ancelotti bukan satu-satunya orang yang harus disalahkan di sini untuk beberapa alasan. Pertama-tama, sejak Pepe kembali ke dalam starting line-up, Pepe telah mampu menunjukan penampilan yang sensasional sehingga membuatnya sangat sulit untuk menggesernya Kedua (dan lebih penting), Raphael Varane  diganggu dengan cedera lututnya selama beberapa bulan dan  membuat sangat sulit baginya untuk mendapatkan posisi starting line-up secara reguler di tim. Dengan mengatakan bahwa, tidak ada menyangkal fakta bahwa Varane masih memiliki keterampilan dan tekad untuk membuktikan kemampuanya dimana saja.

Masalah utama muncul ketika Anda melihat usianya. Varane sekarang berusia 21 tahun dan, meskipun ia masih cukup muda, ia adalah seorang pemula untuk Perancis selama Piala Dunia FIFA di Brasil dan selalu tampak siap untuk berbagai tantangan. Pada usianya yang masih muda, ia sangat dewasa dan sangat mampu untuk mejaga area yang dipercayakan kepadanya. saat bermain adalah sukacita untuk menonton Varane dan ketenangannya selalu hadir apakah itu di Piala Dunia atau selama Final Liga Champions UEFA melawan Atletico Madrid. Tidak peduli apa situasinya, ia adalah seseorang yang Anda dapat bergantung padanya.

Aspek negatif pada usia 21 adalah Varane butuh bermain. Varane butuh waktu di lapangan untuk tumbuh dan terbiasa bermain secara teratur. Sayangnya, di Real Madrid, ini telah terbukti menjadi tugas yang sulit dengan semua nama-nama besar di sekitarnya. Ini bukan untuk mengatakan bahwa Carlo Ancelotti tidak percaya Varane membuktikan kemampuan, melainkan bahwa ia mungkin merasa lebih nyaman dengan Pepe dan Sergio Ramos sebagai gantinya. Selama permainan Real Madrid melawan Deportivo La Coruna dan Elche di La Liga, Varane diberi kesempatan untuk memulai pertandingan dan melakukannya dengan baik. Kesalahan utama, yang terbukti menjadi mahal, pada saat melawan Deportivo ketika ia gagal menghadang sebuah sundulan yang dimasukkan ke  gawang Iker Casillas. 

Masalah cedera Varane yang bisa dibilang alasan mengapa ia belum dapat memainkan banyak pertandingan di starting line-up. Dengan pemulihan cidera  yang lebih lama dari apa yang diharapkan, Pepe memiliki lebih dari cukup waktu untuk menyegel posisi Reguler di skuad Carlo Ancelotti. Karena cedera, bek Prancis tidak sepenuhnya mampu memainkan 90 menit penuh setiap minggu, apalagi dua pertandingan seminggu. Dengan itu, saya pikir kita harus mempersiapkan diri untuk melihat dia dan Pepe dalam sistem rotasi sepanjang musim dengan Real Madrid memiliki banyak permainan mendatang dalam empat kompetisi berbeda (La Liga, Liga Champions, Copa del Rey, dan Piala Dunia Antarklub) . Dengan perpanjangan kontraknya hingga 2020, itu adalah indikasi yang sangat jelas bahwa dia pasti dalam rencana Ancelotti tapi kita harus menunggu dan melihat seberapa sering ia akan dimainkan.

Selain itu, di Prancis Varane telah membuktikan dirinya sebagai bek yang solid dan tahu persis bagaimana melakukan pekerjaannya dalam pertahanan. Pada usia muda, dia layak untuk bermain mengingat fakta bahwa ia telah membuktikan dirinya lebih dari sekali. Kedewasaannya tidak terlihat di tempat lain sementara matanya yang tajam siap menghadang dan mentacle lawannya. Dia juga masuk ke dalam  daftar Outside of the Boot‘s yaitu 100 Pemain Muda Terbaik untuk yang wajib di tonton pada tahun 2014, berada di posisi ke-2 dalam daftar.

Jika Varane tidak bisa mendapatkan peluang yang layak, ada risiko yang sangat tinggi akan kehilangan dia di musim mendatang. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ia membutuhkan menit dan ada banyak klub yang berminat dan akan mengambil keuntungan dari setiap situasi yang muncul; godaan sepak bola bisa bisa mengubah kepala anak itu. Apakah saya pribadi melihat dia dapat meninggalkan Real Madrid dalam waktu dekat? Tidak.  Alasan di balik itu adalah karena Real Madrid membutuhkan Raphael Varane untk masa mendatang dan tidak bisa mendapatkan jauh lebih baik daripada memiliki Varane sebagai pilihan. Pada saat ini, Sergio Ramos dan Pepe adalah pemain yang disukai tapi Varane lebih dari mampu berjuang untuk tempat itu. Fakta bahwa ia menandatangani kontrak baru menunjukkan bahwa ia siap untuk berjuang dan kita harus mengharapkan untuk melihat beberapa pertunjukan besar dari pemain Prancis musim ini.

Tidak dapat disangkal kenyataan bahwa pemain, terutama generasi muda, perlu waktu untuk bermain. Tidak peduli seberapa baik mereka, pengalaman dan waktu di lapangan pasti akan memperbaiki cara mereka bermain dan berpikir. Mereka harus mampu untuk bermain melawan oposisi yang berbeda dan tumbuh sebagai pemain. Varane  pada usia yang sangat kritis di mana waktu bermain berpotensi membuatnya menjadikannya pemain hebat atau membuatnya gagal.  dan ini adalah waktu untuk Carlo Ancelotti memberinya kemungkinan bahwa dia layak. Saya tidak mengatakan bahwa ia harus bermain setiap pertandingan tunggal dari sekarang, tapi kita harus mengharapkan untuk melihat dia di lapangan lebih sering musim ini. Penampilannya baru-baru ini melawan Villarreal pasti membantu kasusnya, dan menambahkan dilema pilihan lain untuk Ancelotti. 

Satu hal yang menjadi jaminan bahwa nama Raphael Varane bukan nama yang akan menghilang dalam waktu dekat.


Read More
Wednesday 1 October 2014

0 Apakah ini Saatnya Asier Illaramendi?


Apakah ini saatnya Illara menggantikan peran Xabi yang pergi ke Bayer Munchen?
mungkin itu yang ada dalam benak semua Madridista.  Setelah gagal untuk menunjukkan penampilannya sesua dengan harga $ 40 Juta Biaya dolar dalam musim pertamanya, Asier Illarramendi perlahan-lahan mulai memperkuat tempatnya di tim Real Madrid. Kita mengingat kembali pada saat pertama kali Asier didatangkan ke Real Madrid dengan harga yang fantastis untuk pemain muda yang berasal dari Basque tersebut semua bertanya untuk apa mendatangkannya padahal waktu itu masih mempunya seorang Xabi.  Harga yang sangat tinggi membuat semua orang mengharapkan expesati yang tinggi juga kepada Asier, namun dimusim pertamanya Asier dianggap gagal menunjukkan performanya. Terlebih lagi pada saat menghadi Dortmund di Liga Champions, Asier dipercaya tampil sebagai pengganti Xabi yang pada saat itu tidak dapat bermain. Pada saat itu Asier beberapa kali melakukan kesalah dan hampir saja membuat Agregat skor disamakan. sejak saat itulah Ancelotti mulai ragu dengan kemampuannya selama sisa musim berjalan.


Pada musim 2014/2015 kabar mengejutkan datang, bahwa Gelandang Xabi Alonso yang selama ini menjadi kunci permainan Real Madrid telah pergi menuju ke tanah bavarian. Sontak seluruh Madridista kecewa. Ditambah lagi dengan Cidera yang masih menimpa Khedira, otomatis Real Madrid hanya memiliki 1 gelandang bertahan yaitu Asier Illaramendi yang setipe dangan preran Xabi dan Khedira. Madridistas berteriak-teriak agar klub mau mendatangkan gelandang bertahan tambahan. Namu keinginan tersebut mulai memudar, Ketika Asier Illaramendi muncul dengan suatu performa baru, dalam beberapa pertandingan terakhir Illaramendi menunjukkan kemampuanya untuk menyeimbangkan permainan dan membuatnya lebih stabil.


Sementara tidak ada pemain akan segera menggantikan Xabi Alonso, semua tanda menunjuk ke Aisier Illarramendi memenuhi janjinya dan mengasumsikan peran Xabi. Peningkatan waktu permainan yang berarti pasti akan melihat peningkatan rasa percaya dirinya, sehingga dia untuk berkembang sebagai gelandang bertahan utama Real Madrid musim ini. Illarra telah membuktikan dirinya sebagai gelandang bertahan yang mampu di la Liga sebelumnya, rata-rata lebih dari 3,4 tackles permainan di pada musim 2011 dan 2012 (melalui whoscored).Idealnya, ia bahkan akan mulai mulai pertandingan penting segera, karena trio Modric,Kross dan James banyak butuh istirahat dan rotasi. itu terbukti ketika Madrid menang 2-0 pada saat bertandang ke Villarreal.


Mungkin Illara belum mampu mengunci tempatnya di staring XI, namun di beberapa pertandingan kedepan dia akan bisa mencapai itu, karena kebutuhan gelandang bertahan di real madrid. Kemampuannya untuk memperlambat permainan, dan bergerak bermain lateral dan efisien (yang mungkin tidak diketahui ). dia akan dibutuhkan untuk membuat permainan lebih seimmbang dan stabil. Dengan Carlo Ancelotti terus menekankan bahwa "equilibro" sebagai kunci keberhasilan timnya, berharap untuk melihat lebih banyak kesempatan untuk Illaramendi emnunjuk performannya sesuai harga dan exspetasi bahwa dialah penerus tongkat Xabi di Real madrid.kita berharap demikian... Vamos Illara... Hala Madrid !!!!
Read More
Tuesday 30 September 2014

0 Ujian La Decima




Lama sudah rasanya saya tidak menulis di Blog ini, kesibukan yang menyerta dalam beberapa bulan terakhir ini memang cukup membuat waktu untuk meng-update berita cukup berkurang. Tapi baiklah, keinginan serta cita - cita saya sejak masa SMP jadi salah satu bagian dari media olahraga ternama di Indonesia selalu saya impikan, meski saat ini hal itu belum tercapai.

Saya akan menulis tentang seperti apa gambaran Real Madrid musim ini berdasarkan analisis dengan apa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir setelah mereka meraih La Decima, atau gelar ke-10 Liga Champions. Julukan "Reyes de Europa" atau Raja Eropa bukanlah hal mudah alias perlu banyak perjuangan untuk meraihnya. 12 tahun pemain datang dan pergi silih berganti mengisi skuad Los Merengues, baik itu pemain maupun pelatih nya yang di sertai 2 era kepemimpinan yaitu era Florentino Perez dan Ramon Calderon. Tidak hanya itu, entah sudah berapa triliun yang harus di keluarkan oleh Real Madrid untuk kembali jadi penguasa di Benua Eropa. Lantas apakah hal itu sudah memastikan dan menasbihkan Real Madrid sebagai penguasa tetap di Eropa atau bahkan saat di Bulan Desember nanti kembali di nobatkan sebagai Raja Dunia? Inilah yang akan jadi PR di musim yang baru, saat semua tim tentu saja ingin mengalahkan Real Madrid demi sebuah kebanggaan dan tentu saja menjadi tekanan tersendiri bagi Real Madrid untuk mengarungi musim yang panjang serta lebih banyak lagi kompetisi yang harus mereka lalui.

"Mempertahankan itu lebih sulit dibanding meraih nya." Sebuah pepatah populer yang saat ini harus dihadapi oleh Real Madrid. Saya mencoba menganailis, hal - hal apa saja yang sekiranya di lakukan oleh Real Madrid demi meraih kejayaan di Eropa dan bahkan Dunia seperti yang pernah mereka lakukan 12 tahun yang lalu. Hal yang juga pernah diutarakan oleh Ancelotti bahwa siklus nya sudah dimulai saat ini, atau sebuah komentar yang pernah diutarakan oleh salah satu legenda mereka yang saat ini jadi asisten nya Don Carlo, Fernando Hierro bahwa "Jika Real Madrid sudah meraih La Decima segala nya akan mudah, sama seperti yang pernah kami lakukan sejak tahun 1998 sampai dengan 2002."

1. Toni Kross
Saya menempatkan nama Toni Kross sebagai bahasan pertama. Kedatangan pemain yang berhasil menjuarai Piala Dunia bersama Jerman tahun ini serta jadi pemain yang seharus nya jadi yang terbaik di Piala Dunia ini tentu jadi hal yang menurut saya akan sangat berguna. Real Madrid butuh sosok pemain yang mampu berposisi sebagai Deep Lying Midfielder demi menjaga tetap menjaga keseimbangan permainan. Kita masih ingat bukan, saat awal musim lalu bahwa hal yang selalu jadi masalah utama di formasi Real Madrid adalah keseimbangan, dan Ancelotti butuh hampir setengah musim untuk memperoleh nya. Kedatangan Kross yang di ikat selama 6 musim tentu bukan tanpa alasan untuk memecahkan masalah yang terjadi di awal - awal musim kemarin itu, dan tentunya kedatangan Kross jadi bagian proyek jangka panjang Real Madrid untuk terus menguasai Eropa dengan skuad muda dan berpengalaman. Xabi Alonso musim depan sudah berstatus free transfer dan Illarra masih harus banyak belajar untuk bisa lebih matang lagi, Jadi kedatangan Kross sangatlah tepat. Tidak hanya bisa mengisi posisi Alonso, Kross juga bisa berfungsi sebagai Attacking Midfielder bersebelahan dengan Luka Modric untuk menemani Xabi Alonso. 95 % passing complete yang dia lakukan di Piala Super Eropa lawan Sevilla kemarin jadi bukti awal.

2. Formasi 4-3-3
Ancelotti tentu akan tetap menggunakan formasi offensif ini. Formasi penghasil La Decima ini tentu tetap jadi patron Don Carlo untuk mengarungi musim yang panjang dan kompetisi yang lebih banyak diikuti. Meski lawan - lawan sudah ada yang paham dengan formasi ini, namun sedikit perubahan yang di lakukan oleh Ancelotti setidak nya juga bisa menambah PR bagi calon lawan - lawan nya nanti. Musim lalu, Angel Di Maria mampu bermain dengan baik bersama Alonso dan Modric di lini tengah dan plus nya adalah Di Maria mampu bermain juga memainkan peran nya dengan megandalkan kecepatan untuk menyisir sisi lapangan, terutama di sisi kiri. Lantas bagaimana untuk musim ini? Ancelotti tampak nya ingin menitik beratkan kepada lebih banyak kolektifitas di lini tengah. Di Maria hampir pasti akan pergi, dan praktis pelari - pelari cepat Real Madrid berkurang, sehingga Trio Alonso, Kross, Modric atau Kross, Modric, Isco atau James akan jadi trio baru di lini tengah Real Madrid. Sejujurnya saya sendiri lebih cenderung agar Angel Di Maria di pertahankan karena bisa dijadikan alternatif di posisi lain saat Ronaldo, Bale atau bahkan salah satu dari trio lni tengah berhalangan tampil. Hanya saja faktor non teknis seperti, kenaikan gaji serta ancaman posisi yang tidak reguler jadi pertimbangan Di Maria tetap ingin pergi. Apa kabar dengan Khedira ? Kasus nya kurang lebih sama dengan Di Maria, jikalau memang tetap tinggal pun, bangku cadangan tentu akan menjadi teman nya dan tentu hal yang harus di cari solusi segera bagi Khedira dan juga Real Madrid. Kesimpulan nya untuk hal ini mau tidak mau Di Maria dan Khedira harus di relakan pergi, sesuai dengan keinginan mereka, agar Don Carlo bisa lebih fokus dengan skuad yang ada saat ini.

3. Memaksimalkan Waktu Yang Sedikit
Jika musim lalu Ancelotti punya lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan skuad nya, namun saat ini praktis Ancelotti baru bisa mengumpulkan skuad nya secara lengkap di awal Agustus dikarenakan ada Piala Dunia dan pemain yang berpartisipasi di dalam nya praktis terlambat untuk berkumpul. Ancelotti berpacu dengan waktu saat ini, karena saat dua minggu seusai semua skuad nya berkumpul, Don Carlo harus memastikan pemain - pemain baru nya segera beradaptasi dengan suasana tim yang baru baik di dalam maupun di luar lapangan, selain itu Ancelotti harus memastikan bahwa skuad utama sudah siap saat memulai kompetisi di musim yang baru. Karena saat baru berkumpul semua, Ia sudah harus mempersiapkan untuk bermain di 2 Piala Super dalam kurun waktu 2 minggu, dan tentu nya ini jadi tantangan bagi diri nya. Kedatangan pemain - pemain baru juga jadi PR untuk nya agar mereka segera bisa menyatu ke dalam skuad, namun untungnya hal tersebut berbanding lurus dengan ketersediaan waktu karena jumlah pemain baru yang bergabung tidak sebanyak musim lalu. "Aku merasa skuad ku saat ini akan lebih baik dibanding musim kemarin." Begitu ujar Don Carlo saat presson nya seusai menjuarai gelar Piala Super Spanyol dengan nada puas.

4. Striker
Sudah sejak musim lalu, hal ini memang jadi bahan perbincangan media masa di Spanyol maupun di beberapa media lain nya. Tidak ada yang salah memang dengan komposisi lini depan Real Madrid musim lalu, karena pelapis Benzema sebagai striker utama cukup menjanjikan yang mana ada dalam diri Morata dan Jese Rodriguez, 2 pemain masa depan Real Madrid. Hanya saja performa Benzema yang sering naik turun, Morata yang minim kesempatan dan Jese yang harus menepi di 4 bulan sisa akhir musim lalu tentu harus jadi catatan penting bagi Ancelotti. Untuk kasus Benzema, tampaknya manajemen masih percaya dengan diri nya, termasuk juga dengan Ancelotti yang menyatakan bahwa Ia tidak perlu opsi lain untuk lini depan, alais sudah puas dengan skuad yang ada. Barangkali lain cerita nya jika ada Striker lain yang bisa jadi pesaing bagi Benzema, bukan berarti saya tidak yakin dengan kemampuan Benz, hanya saja akan lebih baik lagi jika ia punya pesaing yang sepadan. Jese ? Selalu ada harapan terhadap pemain muda potensial yang satu ini, hanya saja Jese masih butuh waktu untuk bisa pulih dengan maksimal, belum dengan adanya kemungkinan akan kekhawatiran dalam dirinya yang memang baru mengalami cedera yang cukup lama di usia yang masih muda. Jadi untuk hal ini, sepertinya Real Madrid memang tidak akan melakukan perubahan, atau setidaknya mungkin saja mereka akan melihat hingga jeda kompetisi.

5. Menghiasi Rumah
Terakhir, mungkin Saya berpikiran sama dengan Ancelotti bahwa sudah saat nya Real Madrid saat ini menghiasi rumah mereka. Artinya, fokus saat ini adalah bagaimana caranya mengembalikan kejayaan Real Madrid di Eropa dan Dunia dengan raihan gelar. Adapun tambahan skuad yang ada saat ini, dan kebetulan sedikit hanya untuk tambal sulam saja, bukan untuk merubah secara signifikan tim juara yang sudah ada. Motivasi tinggi lain nya adalah keinginan untuk meraih sisa 4 gelar ( La Liga, Copa del Rey, UCL, Piala Dunia Antar Klub ) dari 6 gelar yang harus di raih di musim ini -Saat ini baru Piala Super Eropa dan gagal di Piala Super Spanyol - Satu hal lagi yang jadi titik berat Ancelotti adalah soal kenyamanan bermain bagi para pemain nya, untuk hal yang satu ini, Saya sangat percaya kepada Mr. Peace Maker bahwa ia bisa memberi kenyamanan bermain bagi para pemain nya, termasuk pemain baru seperti Toni Kross, James Rodruguez maupun Keylor Navas.

In Ancelotti We Trust!

Hala Madrid!








Read More
Sunday 24 August 2014
Flag Counter